Mohon tunggu...
Taumy Alif Firman
Taumy Alif Firman Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger sekaligus travel enthusiast.

Saat ini suka menulis tentang lifestyle dan destinasi wisata. Aktif dalam penulisan cerpen dan sedang mendalami penulisan skenario film berdasarkan kearifan lokal.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pulauku Nol Sampah: Dari Bencana 'Sampah Kiriman' Menjadi Bahan Bakar Minyak

28 September 2023   08:31 Diperbarui: 28 September 2023   08:34 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerakan Pulauku Nol Sampah (sumber; Instagram rumahliterasihijau_id)

"Matahari masih belum muncul, tetapi aktivitas kapal di sekitar Muara Angke sudah begitu padat. Banyak warga Jakarta seperti saya memanfaatkan long weekend untuk menikmati liburan ke pulau seribu tepatnya ke pulau Pramuka"

Sebenarnya sih, kapalnya berangkat sekitar pukul 07.00 pagi tetapi karena ingin mendapatkan posisi nyaman sesuai keinginan, mau nggak mau datang lebih awal. Di pelabuhan muara Angke ini lah sebagai titik awal perjalanan menyusuri keindahan pulau Pramuka nantinya.

Tetapi, ada hal yang sering terlihat sepanjang perjalanan bahkan mulai dari muara angke. Apalagi kalau bukan sekumpulan sampah yang tersebar seakan berenang di atas perairan. Bagi sebagian orang, mungkin ini adalah hal biasa. Tetapi bagi saya, sampah di lautan itu adalah masalah.

Sampah-sampah ini kemudian akan bergerak dan mencari muara baru tergantung arah ombak. Bisa jadi akan berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu di lautan hingga terdampar di pulau terdekat. Sampah ini lah nantinya yang akan menjadi masalah di destinasi yang baru termasuk sampah kiriman yang tiba di pulau Pramuka.

Bencana Dari Kiriman Sampah Jakarta

Mungkin kita sering mendengar bahwa hujan adalah anugerah. Tetapi yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya, hujan malah sering menjadi bencana. Banjir yang tidak terelakkan lagi dan dampaknya banyak sekali sampah yang bermuara ke lautan.

Kala musim penghujan tiba, hampir setiap hari sungai Ciliwung yang debit airnya tinggi membawa berton-ton sampah ke perairan hingga sampai ke pulau seribu termasuk ke pulau pramuka. Sampah dari Ciliwung ini menyumbangkan 60 % dari total sampah di pulau seribu.

Bahkan, ketika tahun 2009 sendiri dimana Jakarta dilanda banjir besar. Pulau pramuka benar-benar berjuang melawan kiriman sampah dari jakarta ini. Padahal, pulau pramuka juga punya masalah sendiri yaitu ancaman abrasi.

Kata pepatah, sudah jatuh ketimpa tangga pula. Itulah yang dialami Pulau Pramuka kala itu. Gempuran kiriman sampah plastik dari Jakarta membuat hilangnya tanaman bakau. Ekosistem dan biota laut juga banyak yang mati karena kekurangan nutrisi. Semuanya akibat dampak dari kiriman sampah Jakarta. Jika sudah seperti ini, mau nggak mau nelayan di pulau pramuka pun bakal kena imbasnya karena kesulitan mencari ikan. Jika sudah seperti ini, tinggal menunggu waktu maka perekonomian warga juga akan terpengaruh. Begitulah gambaran pulau pramuka yang mendapatkan bencana karena kiriman sampah Jakarta. Sakit tetapi tidak berdarah.

Tinggal menunggu waktu. Apakah ingin terus-menerus mendapatkan bencana kiriman sampah ini atau melakukan aksi nyata untuk keberlangsungan penghidupan di pulau pramuka?

Aksi Itu Bernama 'Pulauku Nol Sampah'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun