Mohon tunggu...
Taumy Alif Firman
Taumy Alif Firman Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger sekaligus travel enthusiast.

Saat ini suka menulis tentang lifestyle dan destinasi wisata. Aktif dalam penulisan cerpen dan sedang mendalami penulisan skenario film berdasarkan kearifan lokal.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Angkringan Naik Kelas dengan Digitalisasi Sistem Pembayaran

18 Desember 2022   18:19 Diperbarui: 18 Desember 2022   18:20 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menu yang ada di Angkringan (sumber: dokumen pribadi)

Apa yang terpikirkan ketika mendengar kata 'angkringan'? Pastinya dong, warung tenda kaki lima dengan sajian berbagai jenis sate-satean dan nasi porsi sedang. 

Cara pembeliannya pun sangat sederhana, tinggal pilih berbagai jenis sate dan nasi yang diinginkan kemudian, sate tersebut bakal dibakar terlebih dahulu dengan bumbu pilihan.

Nah, masalahnya adalah ketika ingin melakukan pembayaran. Apalagi jika menggunakan uang pecahan dengan nominal besar. Sering sekali loh terjadi, para pemilik angkringan harus menukarkan terlebih dahulu pecahan tersebut ke pedagang lain disekitar area penjualan. Syukur-syukur bisa ditukarkan. Tetapi jika tidak? Maka proses pembayaran ini bakal berjalan lebih lama, hingga ditemukan tempat penukaran pecahan uang besar tersebut.

Tetapi, jika tidak ditemukan. Ada kalanya, pemilik warung menawarkan tambahan menu untuk menggenapkan jumlah item yang dibeli oleh konsumen. Padahal kan, belum tentu hal tersebut dibutuhkan. Makanya penting banget sih, urusan pembayaran ini ditemukan solusinya.

Reformasi Pembayaran Manual

Masalah terkait uang kembalian seperti di angkringan, juga banyak banget loh terjadi pada warung-warung lainnya. Seperti ketika belanja di pedagang kelontong, dimana jika tidak ada uang pecahan kecil sebagai kembalian tidak jarang kita 'terpaksa' menerima permen sebagai pengganti kembalian uang pecahan kecil.

Padahal, jika dibalik. Permen yang dipaksa diterima tersebut sebagai uang kembalian kemudian dikumpul hingga banyak dan dijadikan sebagai media pembayaran. Jelas sekali, pedagang kelontong tersebut tidak mau menerimanya.

Makanya beruntung banget, sejak hadirnya digitalisasi sistem pembayaran sebagai bagian dari BRILianpreneur maka proses digitalisasi UMKM bisa menyentuh banyak kalangan. Termasuk pedagang kelontong dan kaki lima.

Proses peralihan ini membuat bermunculan angin segar. Bukan hanya dari segi pedagang tetapi juga dari segi konsumen. Hadirnya program ini membuat BRIPahlawanFinansial benar-benar sebagai solusi transaksi pembayaran. Apalagi di tengah HUT127BRI yang pastinya bakal terus bertumbuh untuk semua kalangan.

Sensasi Menikmati Angkringan Tanpa Ribet

Hadirnya digitalisasi sistem pembayaran pada warung angkringan, benar-benar terasa manfaatnya oleh kedua belah pihak. Saya sendiri sebagai pecinta kuliner angkringan benar-benar terbantu ketika ingin melakukan pembayaran.

Tidak perlu lagi ribet memikirkan bawa uang tunai ketika lagi jajan. Atau malah mengalami kejadian proses pengembalian duit yang lama jika menggunakan uang pecahan besar. Semuanya nggak akan terjadi lagi. Karena tinggal scan menggunakan QRIS maka proses pembayaran pun berjalan dengan lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun