Mohon tunggu...
Takhul Bakhtiar
Takhul Bakhtiar Mohon Tunggu... Penulis - Freelance

Tulisan Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memahami Ancaman Serius Gempa Susulan

4 Januari 2023   14:22 Diperbarui: 4 Januari 2023   14:40 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Gempa Utama (Mainshock) telah menyebabkan kerusakan luas, beberapa bangunan mungkin mengalami kerusakan, runtuh serta bangunan lainnya mungkin siap untuk runtuh maka Gempa Susulan (Aftershock) pasca Gempa Utama (Mainshock) dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada bangunan. Kadang-kadang, rangkaian gempa ini dapat menyebabkan runtuhnya bangunan. Risiko ini paling tinggi dimliki oleh bangunan yang sebelumnya rusak. 

Masuk kembali kedalam bangunan yang rusak dengan sesegera mungkin terkadang diperlukan untuk berbagai alasan darurat, seperti pencarian dan penyelamatan korban, stabilisasi bangunan serta penyelamatan dan pengambilan harta benda. 

Kapan kembali lagi masuk kebangunan yang rusak? Jawabannya berbeda untuk masing-masing lokasi yang rusak. Itu tergantung pada, tingkat kerusakan, kemungkinan gempa susulan yang merusak, dan urgensi kebutuhan untuk masuk.


Foreshock, Mainshock, dan Aftershock

Gempa bumi biasanya terjadi dalam satu rangkaian. Seismolog telah membuat tiga istilah untuk membedakan peristiwa gempa bumi dalam satu rangkaian: foreshock, mainshock, dan aftershock. Dalam rangkaian peritiwa gempa bumi, gempa bermagnitudo terbesar disebut Gempa Utama (Mainshock). Gempa bumi yang terjadi sebelum mainshock disebut Gempa Pendahuluan (Foreshock), sedangkan yang terjadi sesudahnya disebut Gempa Susulan (Aftershock). 

Dalam teori seismologi, rangkaian Gempa Susulan secara umum terjadi akibat tegangan(stress) pada patahan turun secara drastis selama gempa utama kemudian redistribusi tegangan dan kekuatan gesekan yang kecil menyebabkan patahan tersebut menghasilkan sebagian besar gempa susulan. 

Pola yang mengikuti urutan gempa susulan dapat dijelaskan dan digunakan untuk memperkirakan kemungkinan terjadinya gempa susulan yang signifikan. Namun lokasi spesifik, waktu, dan ukuran gempa susulan belum dapat diprediksi. 

Penurunan tegangan pada patahan utama menyebabkan redistribusi tegangan di semua sesar terdekat. Terkadang, peningkatan tekanan cukup besar untuk memicu gempa susulan pada patahan terdekat ini. Secara umum, gempa bumi dianggap sebagai gempa susulan jika terletak dalam jarak tertentu dari gempa utama dan terjadi lebih sering daripada aktivitas historis tingkat kegempaan (background seismicity).  

Selain itu, kondisi geologi di lokasi gempa utama (mainshock) dapat memengaruhi tingkat guncangan tanah saat terjadi gempa susulan. Jika kerusakan berat di mainshock, lokasi tersebut kemungkinan besar akan mengalami kerusakan tambahan.  

Salah satu hal yang perlu diketahui adalah berdasarkan Teori  Seismologi  Guncangan utama (Mainshock) yang cukup besar untuk menimbulkan kerusakan mungkin akan diikuti oleh beberapa gempa susulan yang terasa dalam satu jam pertama. Gempa susulan pada setiap tingkat besaran menurun seiring waktu dengan laju yang sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun