Mohon tunggu...
Dwi Atmaja
Dwi Atmaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi musik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrasi Sebagai Ilusi atau Realitas?

23 Februari 2024   18:07 Diperbarui: 23 Februari 2024   18:10 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tindakan lain yang sering terjadi oleh masyarakat adalah demonstrasi yang berakhir dengan kekacauan, seperti pembakaran ban atau kendaraan, penjarahan restoran dan toko. Tindakan-tindakan ini tidak dapat disebut sebagai upaya untuk menyampaikan pendapat, tetapi lebih sebagai perilaku sewenang-wenang dari masyarakat. Contoh nya Pada tahun 2020, terjadi demonstrasi besar-besaran di berbagai wilayah Indonesia untuk menolak Undang-Undang Cipta Kerja. Demonstrasi ini menunjukkan bahwa rakyat Indonesia memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya dan menuntut perubahan kebijakan yang tidak pro-rakyat.

Memang, demokrasi dirancang untuk memberikan kebebasan kepada masyarakat, namun hal ini tidak berarti bahwa individu dapat mengambil kebebasan orang lain. Contoh dari Amerika, yang dianggap sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, dapat mencerminkan hal ini, terutama selama pandemi Covid-19. 

Banyak warga Amerika yang enggan menggunakan masker saat berada di tempat umum, memilih untuk melakukan perjalanan dan berkumpul dengan orang lain daripada menjaga jarak dan tinggal di rumah. Dalam salah satu video yang diunggah oleh warga Amerika (Youtube: Global News), individu yang bertanggung jawab menegaskan bahwa Amerika adalah negara demokratis dan mereka memiliki hak untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan, termasuk tidak menggunakan masker. 

Sikap egois dari individu ini merugikan warga lain, terutama mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis. Dengan tindakan ini, individu tersebut menyalahgunakan kebebasan yang mereka miliki dan merampas kebebasan individu lain, termasuk hak untuk hidup bebas dari ketakutan.

Sisi Negatif Negara Demokrasi

Salah satu manfaat dari menganut sistem demokrasi adalah adanya keadilan bagi semua anggota masyarakat, tetapi dalam praktiknya seringkali hal ini tidak terjadi. Dalam realitas kehidupan, sering kali terlihat bahwa banyak individu yang berasal dari kelompok minoritas tidak dapat sepenuhnya menyuarakan aspirasi mereka. 

Hal ini disebabkan oleh dominasi suara dari mayoritas dalam masyarakat yang dapat menyisihkan suara minoritas. Akibatnya, pemerintah hanya dapat menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan keinginan mayoritas yang terwakili, sementara aspirasi minoritas seringkali terabaikan. 

Contohnya adalah komunitas kulit hitam di Amerika. Mereka merupakan individu-individu yang sering kali didiskrimasikan oleh aparat keamanan. Sejak dahulu mereka selalu diperlakukan tidak adil oleh aparat kepolisian tetapi setiap mereka melakukan protes, tidak nampak usaha dari pemerintah untuk mengganti sistem di Amerika. 

Bahkan polisi yang menembak orang kulit hitam sering kali lolos dari hukuman. Semua ini disebabkan oleh adanya keistimewaan orang kulit putih di Amerika yang membuat suara orang kulit hitam tidak didengar.

Secara konseptual, sistem demokrasi dianggap sebagai sistem yang positif karena memberikan kekuasaan kepada rakyat, namun dalam praktiknya sering terjadi ketidakadilan di masyarakat. Meskipun ada kelebihan dalam memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka dan mengubahnya menjadi kebijakan baru, kenyataannya hanya suara mayoritas yang seringkali didengar (sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya). 

Selain ketidaksetaraan antara mayoritas dan minoritas, masyarakat juga cenderung menyalahgunakan hak-hak yang diperoleh dari sistem demokrasi. Mereka sering kali bertindak semena-mena tanpa mempertimbangkan kepentingan orang lain, seperti yang telah diperlihatkan dalam contoh-contoh sebelumnya, di mana mereka menggunakan hak mereka namun merampas hak milik orang lain juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun