Jumat lalu, ketika hari belum beranjak siang, saat lagi santai melihat-lihat timeline twitter Saya di smartphone tiba-tiba istri Saya berkata, 'Bang Mpok Nori meninggal'. Hahh !!! saat itu juga saya terhentak kaget. Setengah engga percaya, saya buka situs berita yang mengabarkan kepergian seniman betawi tersebut. Lemas saya sehabis membaca berita itu..
Kenapa Saya kaget mendengar kepergian Mpok Nori, Iya, karena Saya berencana ingin mewawancarainya sebagai salah satu tokoh seniman betawi yang sudah kenyang makan asam garam di dunia panggung hiburan Indonesia untuk masuk dalam kanal Tokoh di website tempat Saya bekerja.
Sudah dari Desember Saya mengejar Mpok Nori untuk mewawancarainya dan menjadikan profilnya masuk di kanal tokoh. Saya ingat, saat itu tanggal 19 Desember 2014, saat Mpok Nori melakukan pementasan lenong di Galeri Indonesia Kaya Saya mencoba mengejarnya untuk mewawancarainya.Saya berangkat dari kantor selepas magrib dan berharap masih dapat berjumpa dengan Mpok Nori untuk melakukan wawancara. Naas, di tengah perjalanan Saya menggunakan bus Transjakarta hujan turun dengan lebatnya bahkan
sampai Saya turun di Halte Sarinah hujan masih saja belum mau berhenti.
Dengan payung kecil yang saya bawa, saya berjuang melawan hujan deras plus angin kencang menuju Grand Indonesia tempat Galeri Indonesia Kaya (GIK) berada. Saya merelakan sepatu basah plus bagian bawah celana jeans Saya ikut lepek demi bisa bertemu dengan Mpok Nori.
Begitu sampai di Grand Indonesia dengan celana jeans bagian bawah basah, Saya langsung menuju GIK di lantai 8. Dengan terburu-buru, akhirnya sampai juga Saya di GIK. Begitu sampai di pintu masuk, Saya
langsung bertanya kepada security yang berada di pintu masuk. "Pak pementasan lenongnya
masih main kan, terus Mpok Norinya masih ada kan" setengah panik, security tersebut Saya
berondong dengan pertanyaan. Sang security pun menjawab " yah, Mpok Norinya udah pulang mas, baru aja" kata dia singkat.
Masih penasaran, akhirnya Saya langsung ke dalam GIK untuk melihat-lihat dan sedikit berharap Mpok Nori masih berada di dalam. Tapi harapan itu sia-sia belaka karena memang Mpok Nori sudah pulang sejak pertunjukan selesai. "Ah sudahlah, besok-besok aja deh ngejarnya kan rumahnya Mpok Nori engga jauh dari Cipayung" begitu gumam Saya dalam hati dengan sedikit kecewa. Iya Mpok Nori memang tinggal tidak jauh dari tempat Saya Tinggal di Cipayung, karena Saya tahu kediaman Mpok Nori di bilangan Bambu Apus, yang tidak jauh dari Cipayung.
[caption id="attachment_377707" align="aligncenter" width="300" caption="Selamat Jalan Mpok Nori (foto dokumen www.indonesiakaya.com)"][/caption]
Waktu pun perlahan-lahan berganti, namun niat Saya untuk mewawancarai Mpok Nori masih saja tertunda-tunda karena berbagai alasan. Sampai akhirnya, Jumat kemarin sang seniman betawi yang sudah sepuh itu pun dipanggil Sang Khalik dan meninggalkan sedikit penyesalan karena Saya tidak pernah mewawancarainya dan sosoknya yang ramah dan lucu tidak pernah akan muncul di kanal Tokoh website tempat Saya bekerja.
Selamat Jalan Mpok Nori, semoga amal baik dan ibadahnya di terima di sisi Allah SWT. Saya hanya bisa mengenang kelucuan-kelucuan Mpok Nori, Sang Seniman Lenong Legendaris kebanggan warga Betawi di Jakarta dan masyarakat Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H