Mohon tunggu...
Tauhid Patria
Tauhid Patria Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Menulis apa saja kan suka-suka saya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita tentang Saya, Istri, dan Kang Pepih

31 Desember 2016   17:14 Diperbarui: 1 Januari 2017   12:16 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam acara Ini pertama kali saya mengenal sosok Kang Pepih (dokpri)

Ehm.. mungkin banyak yang bertanya-tanya dengan judul diatas. Ada apa sebenarnya antara saya, istri saya, dan sang pendiri Kompasiana, Kang Pepih Nugraha. Untuk menemukan jawabannya, saya akan menguraikan sekelumit cerita perkenalanan saya dan istri dengan wartawan senior harian Kompas yang pada akhir tahun ini mengundurkan diri dari Kompasiana, blog keroyokan yang sudah dibangunnya selama bertahun-tahun.

Saya ingat, perjumpaan pertama saya bersama istri dengan Kang Pepih terjadi saat acara Kompasiana dengan salah satu mobil keluaran Mitsubishi. Pagi itu saya datang bersama istri ke titik kumpul di Bentara Budaya Jakarta. Sedang asyik ngobrol-ngobrol dengan temen-temen Kompasiana, tiba-tiba sosok lelaki berpenampilan sederhana ini datang dan menyapa saya dan teman-teman kompasiana lainnya. Saat itu saya belum begitu kenal dengan Kang Pepih maklum saya adalah seorang newbie yang belum lama menulis di Kompasiana. Dengan senyum khas yang penuh keramahan, Kang Pepih menyalami saya dan menyapa “hai mas” begitu ucapan pertama yang keluar dari mulutnya dan saya membalas sapaannya dengan senyuman dan ucapan “hai mas” (Belum menyapa dengan sebutan Kang maklum belum akrab dan masih canggung :) ) .

Sama dengan saya, istri saya pun juga baru pertama kali itu bertemu dengan Kang Pepih namun kita berdua tahu kalau Kang Pepih merupakan pendiri Kompasiana lewat cerita-cerita dari teman-teman Kompasiana.  Hari-hari selanjutnya, kita berdua semakin akrab dengan Kang Pepih lewat beberapa kali pertemuan dalam acara-acara Kompasiana. Kang Pepih pun mulai mengenal saya dan istri saya yang biasa disapa Kang Pepih dengan panggilan Mba Prima. Dari semakin akrabnya kita berdua dengan Kang Pepih, kita semakin mengenal sosok pria yang gemar bermain catur ini. Selain sederhana, Kang Pepih juga merupakan pribadi yang ramah dan hangat. Bahkan hampir semua Kompasiana mengenal dengan baik sosok pria kelahiran Tasikmalaya, 11 Desember 1964 ini.

Sang founder yang ramah dan bersahabat dengan para kompasianer (dokpri)
Sang founder yang ramah dan bersahabat dengan para kompasianer (dokpri)
Tidak hanya bertemu langsung, lewat pertemanan di Facebook saya pun mengenal sosok Kang Pepih yang ternyata memiliki banyak cerita tentang kampung halaman istri saya di Makassar. Saya dan Kang Pepih pernah bercanda di Facebook ketika suatu hari Kang Pepih menuliskan status kangen dengan lagu-lagu Iwan Tompo, seorang seniman dan penyanyi asal Makassar . Saya yang membacanya pun tertarik mengomentari dengan mengatakan “wah lagu-lagu kesukaan ibu mertua saya tuh kang” Kang Pepih pun tidak lama membalas dengan komentar yang kira-kira bunyinya “Suka Iwan Tompo juga ya mertuanya” sampai istri saya juga ikutan komentar dan akhirnya kita bertiga bercanda di statusnya Kang Pepih.

Istri saya, Mas Isjet, dan Kang Pepih foto bersama dalam sebuah acara nangkring di Makassar (dokpri)
Istri saya, Mas Isjet, dan Kang Pepih foto bersama dalam sebuah acara nangkring di Makassar (dokpri)
Bahkan ketika saat ini istri saya tinggal di Makassar, interaksi kita bareng Kang Pepih juga tetap terjalin. Sesekali ketika Kompasiana membuat acara di Makassar istri saya selalu menyempatkan diri untuk bertegur sapa dengan Kang Pepih. Bahkan pernah dalam satu acara, istri bersama ibu mertua saya foto dengan Kang Pepih. Istri saya pun dengan senangnya pamer foto bersama Kang Pepih di sana. Ketika bertemu saya, Kang Pepih bercerita kalau kemarin di Makassar bertemu Mba Prima dan menanyakan kapan anak saya dibawa ke Jakarta. “Jangan lama-lama, kasian nanti kalo terpisah sama bapaknya’ begitu pesan Kang Pepih suatu hari ketika saya bertemu di tempatnya berkantor, kawasan Palmerah.

Menjelang tutup tahun ini Kang Pepih tidak lagi di Kompasiana karena sudah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai COO Kompasiana. Banyak cerita dan kenangan bersama sosok dibalik Pepnews ini. Sebagai Founder Kompasiana, Kang Pepih menjadi sosok dibalik suksesnya blog keroyokan ini mewadahi ribuan penulis blog di Indonesia. Jejak langkahnya tidak mungkin bisa dihapuskan begitu saja dari Kompasiana dan orang-orang yang mengenalnya. Sukses di tempat yang baru Kang Pepih, nanti kalau anak dan istri saya sudah di Jakarta, semoga bisa bersua dengan Kang Pepih lagi sekalian ngenalin si kecil sama Kang Pepih ya :) .

Salam..

#TributeKangPepih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun