Apakah hubungan antara JNE Express dengan industri kreatif dan peran pemerintah dalam memajukan ekonomi Kreatif ? Belakangan Industri kreatif di Indonesia memang sedang menggeliat dengan hadirnya orang-orang kreatif yang membidani lahirnya nama-nama seperti Bukalapak.com yang merupakan karya anak negeri. Lalu bagaimana peranan pemerintah dalam memajukan industri kreatif melalui sebuah lembaga negara yang bernama Badan Ekonomi Kreatif ?. Hal inilah yang dibahas dalam Kompasiana bersama JNE Express dalam Kompasiana Nangkring dengan tema Industri Kreatif pada Era Digital di Kantor Pusat JNE Express pada Jumat (11/12) yang lalu di Kantor Pusat JNE Express, Kawasan Tomang, Jakarta Barat.
[caption caption="Kompasiana Nangkring bersama JNE Express di Kantor Pusat JNE kawasan Tomang, Jakarta Barat"][/caption]
Dalam Kompasiana Nangkring bersama JNE Exspress ini hadir Presiden Direktur JNE Exspress, Mohamad Feriadi, CEO JNE Express, Abdul Rahim Tahir, CEO Bukalapak.com, Ahmad Zaky, CEO Provetic, Iwan Setiawan dan Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif , Ricky Pesik.
[caption caption="Hadir dalam Kompasiana Nangkring, CEO JNE Express, Abdul Rahim Tahir, CEO Bukalapak.com, Ahmad Zaky, CEO Provetic, Iwan Setiawan dan Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif , Ricky Pesik"]
Dalam nangkring yang dipandu oleh presenter Kompas TV, Liviana Cherlisa, ini terungkap JNE Express ternyata memiliki peranan dalam kesuksesan industri kreatif, salah satunya menjadi kunci sukses bagi Bukalapak.com. JNE Express memiliki peranan penting dalam melakukan pengiriman barang dari para pedagang lapak ke para pembeli yang tersebar di seluruh Indonesia, setidaknya hal itulah yang diakui Ahmad Zaky, CEO Bukalapak.com.
Abdul Rahim Tahir selaku CEO JNE, mengatakan jika JNE Express memfokuskan dukungan kepada para pelaku di dunia E-Commerce yang belakangan memang mengalami pertumbuhan yang pesat. “Berbagai perbaikan terus kita lakukan untuk membuat senang konsumen dan juga para pelaku E-Commerce salah satunya dengan melakukan packaging untuk barang yang akan dikirim menjadi lebih bagus dan menarik” ungkap Abdul Rahim Tahir
Ucapan Abdul Rahim Tahir pun diamini Ahmad Zaky. Menurut pria yang tampil bercelana pendek dalam iklan Bukalapak.com ini kehadiran JNE Exspress dapat menjadi fasilitas bagi adanya industri kreatif di Indonesia. Zaky melihat banyaknya situs-situs E-Commerce yang tumbuh di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan JNE sebagai perusahaan yang bergelut di bidang jasa logistik ini.
[caption caption="Ahmad Zaky CEO Bukalapak.com menjelaskan peran penting JNE Express dalam roda bisnisnya di Bukalapak.com"]
Berbicara industri kreatif, Iwan Setiawan, CEO Provetic, punya pendapat sendiri. Menurut pria yang pernah berkarir di luar negeri ini saat ini di Indonesia banyak sekali orang-orang kreatif yang tumbuh dengan ide-ide baru dan segar. Iwan mengambil contoh lahirnya Bukalapak, Tokopedia dan Lazada yang sekarang menjadi pembicaraan di sosial media sebagi bukti industri kreatif ini berkembang di tengah kaum yang disebut iwan sebagai kaum ‘menengah ngehe’. Keadaan ini menurut Iwan menjadi peluang bagi JNE Express untuk memfasilitasi industri kreatif berkembang. “JNE itu bisa menghubungkan orang-orang yang selama ini terpisah dan connecting happiness ini menjadi kelebihan JNE di tengah masyarakat” ungkap Iwan.
Lalu bagaimana tanggapan Pemerintah terhadap menggeliatnya industri kreatif di Indonesia. Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Ricky Pesik, lebih menyoroti mengenai concern Pemerintahan Jokowi terhadap industri kreatif di Indonesia dengan lahirnya Badan Ekonomi Kreatif. Menurut Ricky, ekonomi kreatif saat ini mengambil peran yang begitu signifikan terhadap perekonomian secara umum di dunia. Indonesia sendiri menjadi salah satu Negara yang pertumbuhan ekonomi dari industri kreatif yang lumayan terlihat. “ Banyak lapangan kerja baru dari lahirnya industri kreatif ini dan ini menjadi penggerak roda ekonomi di tengah masyarakat. “ Cerita Ricky.
[caption caption="Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Ricky Pesik menjelaskan peranan Badan Ekonomi Kreatif di hadapan media dan kompasianer"]
