Begitu sampai di titk pemberhentian, kami mulai menapaki jalan menanjak menuju Jembatan Akar. Jalanan menanjak dan menurun yang curam menjadi medan yang harus kita tempuh untuk sampai ke Jembatan Akar. Namun sepanjang perjalanan kita disajikan pemandangan yang indah dengan pepohonan yang mengitari kita di sepanjang jalan. Gua yang emang udah lama engga main ke tempat-tempat alam bebas seperti di Baduy Luar ini, jadi sedikit terkenang waktu mendaki Gunung Gede di medio 2010 silam. Kenangan akan jalan-jalan terjal sekilas teringat dalam pikiran.
Setelah satu jaman kita berjalan, akhirnya Jembatan Akar yang menjadi tujuan kita udah terlihat. Ternyata ada rombongan lain yang juga sampai di Jembatan Akar, sambil menunggu giliran kita untuk foto-foto, saya menyempatkan diri untuk selonjoran dan mengistirahatkan kaki agar tidak keram. Momen di Jembatan Akar menjadi momen yang kita tunggu, dimana kita satu per satu difoto sama Ojan di atas Jembatan Akar. Jembata  yang terbentang dari akar pohon ini memang unik dan mungkin tidak kita jumpai di tempat wisata manapun.
Kelar foto-foto, kita pun harus kembali untuk pulang, mengingat waktu sudah beranjak senja dan kita mengejar kereta terakhir dari Rangkas Bitung yang terakhir berangkat pukul 09.00. Nah momen ketika kita balik ini, ada satu cerita dimana sang ketua kita, Bintang serta tokoh KPK, Si Bos Madyang tiba-tiba mengalami keram di kaki. Karena kita berada dibarisan belakang, gua sama bos Madyang sempat berhenti sejenak untuk istirahat agar keramnya bisa sedikit berkurang. Setelah kita bertukar tas, karena tas nya si Bos Madyang ternyata banyak isinye he..he.. jadi agak berat, akhirnya gua bawain tas dia dan dia bawa tas gua.
Namun ga lama berjalan, si Bos Madyang akhirnye menyerah dengan keram di kakinya. Setelah istirahat di pematang sawah, akhirnya sang bintang melanjutkan perjalanan menggunakan ojek, ojek motor ya tapi bukan ojek gendong hahahha. Akhirnya kita sampai di pemberhentian dimana angkot yang membawa kita Kembali ke Rangkas Bitung dan dari sana kita Kembali pulang menggunakan Angkot dan nyambung KRL yang mengantarkan kita ke rumah masing-masing.
Pengalaman ke Baduy Luar bakal menjadi cerita tersendiri buat gua karena sebegitunya gua pengen melihat Baduy dan akhirnya kesampaian. Kalau kalian ada waktu luang, sempatkanlah jalan-jalan ke Baduy dan melihat langsung budaya Baduy dengan segala bentuk kesederhanaannya namun memberikan banyak makna yang bisa petik buat pengalaman yang bisa kita ceritakan ke anak cucu kita kellak.
Salam...
Si Bule Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H