Pak Thomas Lembong saya berharap tahun depan harga daging sapi tidak mahal lagi ya, mungkin inilah ungkapan hati kecil saya ketika kemarin mengikuti nangkring bersama Kompasiana dengan tema daging sapi, Beda Potongan, Beda Harga. Nangkring kali ini memang terasa pas. Disaat harga daging sapi melambung tinggi dan membuat sebagian masyarakat kita menjerit atas harga daging yang mahal. Momentum nangkring kali ini bisa dijadikan ajang untuk bertanya dan mengetahui seperti apa kebijakan pemerintah mengatasi harga daging yang tinggi. Ssttt.., Pak Thomas Lembong yang merupakan Menteri Perdagangan RI ternyata pribadi yang ramah dan murah senyum. Ini terlihat dari caranya menjawab pertanyaan dengan penuh senyuman ramah.
Dari informasi yang saya ikuti di media, menjelang ramadhan kemarin harga daging memang mengalami kenaikan hingga menyentuh angka Rp. 130.000 per kilonya. Kontan saja hal ini membuat ibu-ibu rumah tangga berteriak karena mereka kini harus menguras kantong lebih dalam lagi untuk menikmati nikmatnya daging sapi. Saya sangat memaklumi keluhan ibu-ibu karena memang memasuki bulan ramadhan biasanya masyarakat kita mengkonsumsi daging sapi lebih banyak di banding bulan sebelumnya. Tingkat konsumsi daging sapi biasanya mengalami peningkatan yang signifikan bahkan hal ini akan terus terjadi hingga menjelang idul fitri tiba.
Lantas apa yang sudah dilakukan pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga daging sapi ini. Presiden Jokowi pun mengambil kebijakan agar daging sapi bisa dijual dengan harga Rp.80.000 ribu. Kebijakan import daging sapi dari Australia pun harus diambil guna menstabilkan harga daging di pasaran. Sapi-sapi itu didatangkan dari Australia dengan kapal dan saya di suatu pagi melihat sapi-sapi import itu diturunkan dari kapal untuk kemudian akan didistribusikan ke pasar-pasar tradisional yang dapat dijangkau ibu-ibu.
Sebenarnya Indonesia menurut Pak Thomas sudah mengalami swasembada daging untuk wilayah diluar Jawa Barat dan Jabodetabek. Namun hal ini tidak membuat harga daging menjadi murah. Indonesia sebenarnya juga melakukan eksport daging meskipun pada kenyataannya import daging Indonesia masih lebih banyak dari pada eksport. Sebenarnya kalau eksport daging kita bisa lebih tinggi dari impor, saya berharap harga daging sapi tidak akan mahal lagi.Â
Kedua jenis daging yang masuk dalam category Secondary cut type A – B. Untuk struktur daging sapi category ini tidak selunak daging Primary Cut. Daging jenis ini adalah daging sapi yang dijual pemerintah dengan harga Rp. 80.000 per kilonya. Daging sapi Secondary ini memang jenis daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Daging ini biasanya diolah untuk menjadi rendang, dendeng bahkan bisa diolah menjadi abon sapi.
Ketiga adalah jenis daging Manufacturing meat atau daging industry. Untuk kategori daging sapi manufacturing meat ini biasanya daging-daging yang sudah diolah seperti daging giling, daging dadu bahkan juga tetelan. Untuk jenis daging ini biasanya dijual mulai dari harga 40 ribu hingga 60 ribu. Keempat adalah jenis daging fancy dan variety meat. Untuk daging sapi ini merupakan daging sapi yang ada di bagian tertentu seperti bagian kepala, buntut, lidah dan bibir. Untuk jenis daging ini dijual dengan harga 65 ribu hingga 100 ribu per kilonya.
Kelima adalah jenis daging Edible Offal. Untuk jenis daging ini meliputi bagian jantung, hati, usus, dan paru. Harga daging di jenis ini juga relative terjangkau yakni dijual dengan harga mulai dari 30 ribu hingga 40 ribu.
Nah itu tadi jenis-jenis daging sapi dan harganya. Jadi Anda bisa mengetahui jenis daging apa yang anda konsumsi sehari-hari. Untuk jenis daging yang dijual di Indonesia masuk dalam kategori secondary Cut yang dijual dengan harga Rp.80.000. Apapun jenis daging yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, semoga tahun depan kenaikan harga daging tidak terjadi lagi dan semoga kita tidak lagi mengimpor daging sapi dari Australia melainkan kita bisa melakukan ekspor daging ke luar negeri. Semoga…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H