Mohon tunggu...
Tauhid Patria
Tauhid Patria Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Menulis apa saja kan suka-suka saya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

M Nurul Ikhsan Saleh, Sosok Pengajar Muda yang Berdedikasi pada Dunia Pendidikan Indonesia

4 Januari 2016   21:13 Diperbarui: 4 Januari 2016   21:39 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama lengkapnya Muhamad Nurul Ikhsan Saleh, Saya mengenal sosok yang biasa saya panggil Nurul ini saat bertugas melakukan peliputan acara recruitment Beswan Djarum di Yogyakarta yang kebetulan Nurul menjadi salah satu Beswan Djarum (sebutan untuk penerima beasiswa Djarum) di Yogyakarta. Pertemuan pertama saya dengan Nurul memberikan kesan ramah dan bersahabat, bahkan saya seperti merasa sudah berteman lama dengan Alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta ini.

[caption caption="M Nurul Ikhsan Saleh, yang akrab disapa Nurul sosok Pengajar Muda di Indonesia Mengajar (foto : dokumen Nurul)"][/caption]

Nurul yang lahir di Sumenep 27 Juli 1988 belakangan aktif di dunia pendidikan dengan menjadi salah satu pengajar muda di Gerakan Indonesia Mengajar. Pengabdian untuk mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi motivasi terbesar Nurul terjun menjadi pengajar muda di Gerakan Indonesia Mengajar. Menurut pria yang memiliki hobi menulis blog ini pengabdian untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tidak memiliki batas waktu dan salah satu bentuk pengabdian bagi bangsa Indonesia adalah dengan memilih menjadi Pengajar Muda.

[caption caption="Nurul berfoto dengan guru dan para anak didiknya di salah satu Sekolah Dasar tempatnya mengajar (foto : dokumentasi Nurul)"]

[/caption]

Menginspirasi, menjadi motivasi lainnya dari Alumni Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta ini. Nurul memiliki komitmen untuk dapat menginspirasi melalui kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya agar bisa bermanfaat bagi siswa, guru, pemerintah dan masyarakat luas dalam rangka menuju perbaikan pendidikan di manapun ia bertugas. Selain itu, Nurul yang pernah menjadi juara pertama LKTI se-Yogyakarta yang diselenggarakan HMI Yogyakarta juga ingin berbagi ilmu pengetahuan kepada masyarakat luas. Bagi Nurul, dengan semakin banyak berbagi ilmu maka akan semakin banyak pengetahuan yang ia dapatkan. Nurul mencontohkan ketika ia berbagi pengajaran menulis bagi siswa di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (September 2012) dan di Tulang Bawang Barat, Lampung (Januari 2014 – Desember 2015 ), Nurul justru mendapatkan banyak ilmu mengenai penulisan dari siswa-siswanya ini.

Nurul bercerita mengenai aktivitasnya selama menjalani penugasan menjadi Pengajar Muda di Indonesia Mengajar meliputi empat hal yakni, kurikuler, ekstrakurikuler, pembelajaran masyarakat, dan pelibatan daerah. Untuk kurikuler misalnya, Nurul mengajar bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris untuk kelas empat dan kelas enam. Sementara untuk ekstra kurikuler, pria yang pernah menjadi asisten dosen ini memberi pengetahuan seputar pengelolaan Majalah Dinding (Mading) dan melakukan inisiasi Kelompok Belajar Indonesia Mengajar (KBIM) di dusun sekitar tempatnya bertugas. Nurul memberi gambaran dalam KBIM ini ia terlibat dalam pemberian materi tambahan seputar pelajaran-pelajaran yang belum dikuasai dengan baik di sekolah.

[caption caption="Suasana saat Nurul memberikan pembelajaran di salah satu Sekolah Dasar di Majene, Sulawesi Barat (Foto : dokumentasi Nurul)"]

[/caption]

Dalam kegiatan kemasyarakatan, Nurul terlibat dalam kegiatan-kegiatan di Musholla dan Masjid seperti mengajar di TPA dan memberikan materi pelajaran Fiqih di masyarakat. Untuk pelibatan di daerah, Nurul menceritakan pengalamannya bersama tujuh pengajar muda lainnya di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, bersama-sama dengan stakeholder pendidikan beberapa kali menginisiasi program seperti Achievement Motivation Training. Kegiatan ini berupa pemberian informasi beasiswa ke sekolah-sekolah menengah atas .

Dari pengalamannya mengajar di Indonesia Mengajar, Nurul yang pernah menulis buku berjudul Peace Education ini menyoroti tantangan terbesar yang dihadapinya seperti belum adanya kerjasama yang baik antara orang tua siswa dengan sekolah sehingga perhatian orang tua terhadap sekolah masih minim sehingga kontrol terhadap sekolah masih belum berjalan dengan baik. Kontrol orang tua terhadap anak-anak juga dirasakan Nurul belum berjalan dengan baik, hal ini menurutnya cukup menghambat sekolah untuk maju karena keterlibatan orang tua yang kurang baik. Nurul berharap ke depannya akan terus ada inisiatif-inisiatif yang dilakukan secara mandiri oleh pihak sekolah dan masyarakat dalam memajukan pendidikan di daerah.

[caption caption="Nurul merupakan alumni Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (foto : dokumen Nurul)"]

[/caption]

Nurul juga memetik pengalaman yang sangat berharga dari kegiatannya menjadi Pengajar Muda di Indonesia Mengajar yakni dalam kesederhanaan dan keterbatasan apapun kita harus tetap semangat untuk bangkit. Walaupun atap tempat bertugas bocor dan apabila hujan turun air hujan masuk ke ruang kelas tapi siswa-siswa dan guru tetap semangat menjalani proses belajar mengajar. Ternyata dalam kesederhanaan apapun apabila dibarengi dengan semangat yang tinggi maka tantangan apapun akan dapat kita lampaui.

Cerita Awal Terjun Menjadi Pengajar Muda di Indonesia Mengajar

Awal ketertarikan Nurul menjadi Pengajar Muda di Indonesia Mengajar terjadi saat kuliahnya memasuki semester 5 . Saat itu pria yang pernah aktif menulis di media massa ini mendapat kabar dari seorang temannya di organisasi Peace Generation Yogyakarta (Pisgen) bahwa akan ada Roadshow Indonesia Mengajar di University Club, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Nurul sebelumnya sudah mengetahui kalau Indonesia Mengajar merupakan gerakan non pemerintah yang sangat concern di bidang pendidikan dengan mengirimkan para sarjana muda ke pelosok negeri untuk menjadi guru selama satu tahun.

[caption caption="Pengabdian kepada masyarakat menjadi salah satu motivasi Nurul menjadi Pengajar Muda di Indonesia Mengajar (foto : dokumen Nurul)"]

[/caption]

Niatnya yang kuat untuk bergabung menjadi pengajar muda di Indonesia Mengajar membuat Nurul hadir di acara Roadshow Indonesia Muda di UGM. Penjelasan demi penjelasan yang dipaparkan oleh Rektor Universitas Paramadina dan juga pendiri Indonesia Mengajar, Bapak Anies Baswedan didengarkan dengan serius dan membuatnya menjadi sangat tertarik untuk segera bergabung begitu gelar sarjana telah ditangan. Bahkan saat itu saking seriusnya, Nurul sampai mencatat semua hal yang dibicarakan oleh Anies Baswedan yang saat ini menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Akhirnya awal tahun 2012 Nurul berhasil menyelesaikan pendidikannya dan pada April 2012 Nurul langsung mendaftarkan diri melalui website Indonesia Mengajar. Ada cerita menarik saat Nurul mengisi beberapa formulir yang menjadi persyaratan menjadi Pengajar Muda di Indonesia Mengajar . Nurul mengaku menghabiskan waktu hingga berhari-hari untuk memastikan bahwa jawaban yang dituliskan diformulir sudah baik dan sesuai dengan harapan. Setelah melalui beberapa tahapan tes, Nurul pun dinyatakan lolos dan mengikuti pelatihan Intensive Calon Pengajar Muda V selama dua bulan sebelum akhirnya ditugaskan di Majene, Sulawesi Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun