Mohon tunggu...
Taufiq Sudjana
Taufiq Sudjana Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah kegiatan lain di sela pekerjaan di sebuah sekolah swasta di Kota Bogor.

Bacalah dengan Nama Tuhanmu, dan ... menulislah dengan basmalah!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cermin Itu Retak

9 Maret 2021   10:56 Diperbarui: 9 Maret 2021   11:31 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cermin Retak: kibrispdr.org

Terbelalak di depan cermin
Memicing hingga terhenyak
Menemukan bayang diri yang tak sempurna
Bukan pada kata kufur menerima takdir-Nya
Aku tergelak di depan cermin

Kau yang beri aku cermin
Berkatalah kau dengan yakinmu
Cermin ini yang kita butuh untuk mencitra
Cermin ini yang kita guna dalam membayang
Alangkah penuh duhai wahai cermin

Aku hanya mematung
Berdiri sampai sejengkal di hadapan
Aku hanya melihat goresan luka di wajahku
Bahkan di belakang sana bayangmu menyeringai
"Menyeramkan," gumam benak di depan cermin retak

Aku balik tubuhku menghadapmu
Berkaca pada PISA saja tidak membuat kita semakin terbuka.
Berkaca pada PISA saja hanya mencandu luka
Kau asik dengan kuping tertutup lagu
Nyanyian para perajuk, dan para pendusta puja

Akhir kata kuingat sebuah kalimat pujaan hatiku
"Tidak mungkin memandang cermin jika kita berada pada bingkainya"
Dan, aku berucap...
"Tidak mungkin melihat bayangan utuh di cermin retak"

:untuk Mas Nadiem

Bogor, 09 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun