Mohon tunggu...
Taufiq Sudjana
Taufiq Sudjana Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah kegiatan lain di sela pekerjaan di sebuah sekolah swasta di Kota Bogor.

Bacalah dengan Nama Tuhanmu, dan ... menulislah dengan basmalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keharuan Mengingat Sebuah Ketakzhiman Seorang Alumni Siswa kepada Guru

7 Agustus 2017   04:00 Diperbarui: 7 Agustus 2017   04:49 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Retrisia saat menjadi narasumber Duta Baca Bangka Barat

"Assalamualaikum ibu/bpk, masih inget retri ga pak/bu? Retri alumni sinsar'13 yang pas kelas 5nya Pak Dudung pindah ke Bangka. Hehe. retri minta doanya ya pak, bu buat bulan agustus ini retri ada dua lomba tingkat nasional. 10-14 agustus pidato pentas pendidikan islam di bekasi, trus tgl 23-29 agustus fls2n baca puisi di palembang. Salam sama bu nining juga ya pak/bu. Retri inget waktu kelas 1 sd bu nining blg semoga retri bisa fls2n baca puisi sampe provinsi. Alhamdulillah retri lolos nasional. Salam juga buat bu reni, bu septi, pak dudung, sm guru yang lain ya pak/bu. Hehe makasih."

Membaca pesan dari seorang anak perempuan. Dia adalah salah seorang siswi di sekolah kami. Namun pindah ke Bangka saat dia kelas 5. Sekarang dia duduk di bangku SMA Negeri 1 Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Propinsi Bangka Belitung.

Sungguh terharu. Tidak banyak alumni SEKOLAH DASAR yang masih mengingat dan mengenangnya demikian. Barangkali diantara kita lebih bangga dengan prestasi dan titel sarjana, master, doktor, bahkan gelar profesor yang sudah diraih. Tetapi melupakan bangku pertama tempat kita belajar.

Anak perempuan itu mengingatkanku pada sebuah peristiwa sekitar tigabelas tahun yang lalu. Sekitar bulan April 2004. Pada saat launching sekaligus bedah buku "Pesta Keheningan". Sebuah antologi tulisanku yang diterbitkan. Saat itu aku diundang menjadi "dosen tamu" Kuliah Umum di Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Kuningan.

Keharuan yang kurasa kini barangkali dirasakan guru-guru di sekolahku dulu. Aku mengundang mereka untuk hadir di "Pesta Keheningan"-ku. Tidak lebih, aku menghargai jasa-jasa mereka guru yang sudah turut andil membentukku hingga seperti ini. Terutama guru SD. Di samping orang tua yang mengenalkanku pada dunia. Guru SD adalah pahlawan bagiku. Mereka yang pertama mengajarkanku membaca, menulis, dan berhitung. Makanya kuundang mereka untuk menghadiri acara itu. Sekedar berbagi kebahagiaan bersama mereka para pahlawanku.

Entah benar atau tidak mereka bangga atau sedikitnya terharu. Jujur saja aku terharu mengingat seorang anak perempuan itu.

Aku menulis catatan ini untuk mengabarkan bahwa aku bangga pernah sekolah di SD. Mengenal para pahlawan tanpa tanda jasa. Meski sekarang pahlawan-pahlawan itu sudah mendapat penghargaan lebih atas jasanya. Namun demikian, keharuanku berubah menjadi sedih manakala tidak ada satu pun dari mereka yang hadir di acara itu. Kesedihanku pun bertambah mengingat kini para pahlawan tanpa tanda jasa itu ramai-ramai menuntut penghargaan. Ahhh...sudahlah...hal ini tidak perlu lebih jauh dibahas.

Terakhir, yang paling penting ingin kusampaikan menjelang peringatan HUT RI tahun ini, banyak pahlawan di sekitar kita. Mereka bukan hanya yang mengangkat senjata melawan penjajah. Guru adalah pahlawan yang mengusir kebodohan. Merekalah yang mempersiapkan anak-anak bangsa untuk mengisi kemerdekaan. Ingatlah, kalian mengenal dunia berkat jasa guru.

Retrisia Arfind Putri, tahun 2016 kemarin dia menjadi Duta Baca Bangka Barat, dan tahun ini dia dipercaya menjadi narasumber Duta Baca Bangka Barat tahun 2017.

Selamat, nak! Tetap optimis dan tingkatkan selalu prestasi serta daya kreatifmu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun