Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mata Pisau

15 September 2023   22:37 Diperbarui: 15 September 2023   22:39 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin ini tidak seperti mata pisau Sapardi yang tetiba membuat cerita di atas meja makan pada suatu malam.

Mata pisau dari waktu yang tumbuh dalam perjalanan kenangan. Dari tubuh ke jiwa. Dari bayangan ke pikiran. Jadi tak terelakkan. Menjadi banyangan yang mengejar di barisan mimpi. Mimpi mimpi yang tenggelam di bawah senja. Kaki kaki telah disengat igau dan ufuk langit telah bertukar warna. 

Ia..mata pisau itu seperti berbisik bisik dengan garang di luar telinga. Menggambarkan berita berita dari sungai yang ditimpa longsor. 

Baca juga: Pisau

Mata pisau membentuk memeor kenangan sendiri dalam ruang percakapan abad yang telah tidur. Menjadi sesuatu yang akan menyintas pertemuan jiwa...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Ombak di Aceh Barat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun