Sampai di sini berjalan sendiri dengan untaian kata yang melompat dari jari. Berbuah dari tangkai pikiran dan pengalaman. Hinggap di dahan dahan peritiwa besar dan kecil.
Entah apa bagimu, puisi ini bahkan bisa menjadi serangkaian meditasi, mediasi jiwa dan pengontrol sistem nilai.
Tapi ia menawarkan sepi. Sepenuhnya sendiri. Berjalan di tepi atau di dalam arus. Engkau mesti menggenggam wacana sendiri. Titik yang otentik untuk membaca tanda dan metafor.
Sampai di sini. Berjalan sendiri. Wacana dan alternatif akan membentuk ruangnya sendiri. Membangun ikatan waktu, sejarah dan gairah hidup.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI