Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota yang Gerimis

31 Agustus 2023   19:54 Diperbarui: 31 Agustus 2023   20:07 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Orang orang berlari. Beranjak pergi. Malam bagai buaian di bawah sinar perak lampu lampu hias. Ini sisi kebahagiaan metropolis, kata orang. Ada yang mesti dibayar untuk sukses dan gaya hidup.

Di sini gerimis bagai batu batu sepi yang perih. Cinta yang tumbuh dalam persaingan. Setiap kita bergulat membuat nama dalam metafor bunga pagi dan impian impian  arti hidup: ada gemuruh pabrik dan kantor kantor virtual yang sibuk. 

Selepas sore tubuh tubuh kita mencari pelepasan dalam ruang ruang percakapan semu. Antar suka dan tidak atau diam. 

Baca juga: Senja yang Gerimis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Kota yang Runtuh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun