Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berjalan di Malam Hari

23 Agustus 2023   23:08 Diperbarui: 23 Agustus 2023   23:09 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku membuka tanganku mencari berkas cahaya dari perjalan tubuh. Jiwa terpesona pada gejala warna. Malam bukan sebuah kehilangan, kataku. Hamparan bintangnya yang tak engkau jangkau. Ada suara suara memantul ke tepian dada. Pilihan pilihan yang berkelebat dari ribuan sinapsis di  setiap 20 detik. Bayangan peradaban kuno. Bangsa bangsa yang runtuh. Gemuruh pergumulan manusia digital di kota kota yang terhubung oleh kesepian. 

Aku berjalan di lorong lorong kota itu. Sinar lampu yang menyala dan kadang mati.  Bau asap industri dan mesin mesin yang menggema. Harapan pada bulan terang di atas taman. Anak anak berlarian menuju pagi. 

Baca juga: Belajar Berjalan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun