Wajah itu mengapung di atas cangkir cangkir kopi. Tak ada lagi musik. Hanya getar aliran darah dari ketidakberdayaan. Jendela jendela hotel dan atap atap rumah. Juru parkir yang tertidur dengan baju putih yang kumal.
 Wajah itu melebar dan mendobrak cermin cermin kafe 8x35 di lorong kota. Mencari bentuk dari waktu yang mengosongkan dada.Â
Ooh...dada dada yang menyimpan gambar cerobong pabrik baja dan jalan layang antariksa. Sekolah sekolah yang berdinding tinggi.asing dan sendiri.
Sebaris senyum di bibir cangkir dari sepersekian malam yang menyimpan bunga matahari. Asap pekat meliuk liuk dari lidahnya. Tak ada cahaya di sini: katamu.Â
Meja meja kopi seperti menyiapkan mendung. Di luar, suara suara mobil yang meradang sedih, melaju kencang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI