Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Urbanisme

1 Agustus 2023   17:44 Diperbarui: 1 Agustus 2023   17:56 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan hujan menembus kepala. Kota telah asam dan bisu. Kita bicara kapitalisme dan hak hak sipil dalam ceruk zaman yang mengecil di genggaman. Lalu tanpa sadar. Kita jadi anak anak industri. Seonggok komoditas dari sihir digitalisme dan masyarakat 5.0. 

Ooh...hujan hujan batu menimpa kepala. Pikiran pikiran yang sepi dari diskusi. Kita mencari percakapan dari batin ke batin. Dari mata ke hati. 

Kota kota dihubungkan serat optik maya dan jalan jalan tol. Dada kita sempit menatap esok dalam lembaran catatan merah. Pendidikan dan kebudayaan kita yang belum menjadi lampu. 

Kata orang. Masa depan kita akan ada di kota kota. Kota kota akan tumbuh dari kepala kita. Dan desa desa akan jadi kepingan piring hitam. Mungkin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Pikiran Kosong

Baca juga: Duka Chairil

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun