Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dunia Maya

3 Juli 2023   09:22 Diperbarui: 3 Juli 2023   09:23 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dunia ini realitas semu. Pada sekali waktu semua tersibak, terbelalak di hadapan realitas yang sebelumnya tak tampak. Semua telah jadi dinding yang hitam. Kecuali sebekal cahaya dan seserpih amalan. 

Sampai ke ujung titian dalam huru hara yang memilukan kecuali yang Dia inginkan.

Dalam realitas semu ini kita membangun ruang ruang maya yang baru. Kita menyusun sinapsis virtual yang baru. Menyangka hujan akan tetap tumbuh dalam kemarau. Atau kita mengira seekor anak unta akan bisa masuk ke lubang jarum.

Baca juga: Dunia Markesot

Kota kota membawa lampu lampu dan harapan harapan dalam etalase. Suara suara iklan dan keputusan  keputusan politik. Semua sepi dalam bayangan yang berlari. Perlombaan dan kongsi kongsi. Juga gengsi dan citra gaya hidup.

Kita telah membuat mesin mesin perangkat lunak yang menjadikan kewaspadaan kita semakin rendah. Muatan muatan saraf kita tersambung dalam tautan maya di server kapitalisme baru. 

Semua terkondisikan dalam satu transaksi. Satu mantta industri. Lalu mata dan tubuh kita  menjadi layar yang menyerap semuanya. 

Baca juga: Dunia Tubuh

Menyerap dan menyergap semua bayang dengan gairah konsumerisme tingkat tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Piala Dunia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun