Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kenangan Waktu

28 Juni 2023   07:54 Diperbarui: 28 Juni 2023   07:58 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepi sepi telah menjarah kota kita. Layar layar di perempatan bergetar menyampaikan maklumat akhir tahun. Kita menyusun daftar buku tamu dan suatu pertemuan. Detak waktu bergerak cepat melebihi degup jantung. 

Malam tak meredam hiruk-pikuk. Kakek tua menyimpan tongkatnya di bawah jembatan sebuah kota yang tiada hujan. Burung burung mematuk matuk waktu dalam suatu kesempatan.

 Kita membungkus sebilah kenangan yang bukan sekadar cerita untuk anak cucu. Waktu waktu masih hijau bagi mereka. Namun beban industri ini terlalu berat.

 Mesin mesin seakan menyederhanakan semuanya. Seperti ingin mengantar kita pada satu gelombang antarwaktu dalam lintasan kereta super cepat.

Baca juga: Kenangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Baju Kenangan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun