Tubuhnya telah membentuk sungai sungai yang terus melebar, meliuk memecah ke muara waktu dan dan menjadi sunyi. Pecahan pecahan hujan pernah dan selalu menimpa tubuh itu. Dalam pengharapan dan penerimaan. ke arena persaingan, penindasan atau kongsi kongsi dari ongkos sosial.
Semua bayang dan mimpi diserap dalam hasrat tubuh. Makna pun mengendap. Terselip di guraran waktu pada tepian tubuh. Tempat berpangkal semua gairah. Suatu pengalaman bagi jiwa. Suatu yang kita sebut dengan kebudayaan (peradaban tepatnya).
Menggambarmya (kita menggambar peristiwa tubuh itu) dengan mekanisme yang rumit dalam kecepatan nanocahaya di antara lipatan tak terhingga.. menjadi suatu pertanggung jawaban dalam rekaman rekaman pada dimensi lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H