Akhirnya si fulan dapar petuah dokter. Untuk memperbaiki pola tidurnya. Agar mimpinya berubah dan dengkurnya pun jadi berbeda.
Ia berupaya tetap bugar dan staminanya memancar agar semua tuntas sesuai jadwal ritmisnya. Setelah berlatih pola makan dan memandang peristiwa. Sang dokter menekankan pentingnya pola tidur.
Itu menjadi jeda persiapan ke gerbang seberang, suatu kematian. Kata dokter menambahkan.
Si fulan terdampar dan pikirannya mengembang. Ia jadi ingin segera tidur. Memutup mata. Dan memutus mata rantai ketertarikan materialisme. Masuk ke dalam pola alam bawah sadar. Memandang diri yang lemah.
Setelah beberapa ritual doa dan membasuh wajah, si fulan beranjak tidur. Membujur ke kanan ke arah kiblat dan larut dalam genggaman Maha Rahman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H