Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jiwa Berkabut

19 Juni 2023   17:35 Diperbarui: 19 Juni 2023   17:37 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanah tanah tak ditumbuhi hujan. Kota diselimut asap. Aku menerima surat kecil dari Lahore. Gadis kecil, beberapa gadis kecil yang berkerudung, duduk beramai membuka lembaran,  mengaji dasar Alquran, di sebuah masjid tanpa menara.tanpa kubah. 

Tetiba aku merasa kering dan lapar. Getir dan dahaga. Oh parodi perdamaian abadi dan hak hak sipil. Apakah engkau percaya pada takhayul tanah kutukan?

Bebeapa orang menyeberang jalan. Tergesa gesa ke sebuah apartemen. Menyiapkan surat surat wasiat untuk sahabat sahabat di seberang.

Baca juga: Jiwa Berontak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Jiwa Chairil

Baca juga: Kerudung Jiwa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun