Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Istana Batu

16 Juni 2023   22:40 Diperbarui: 16 Juni 2023   22:42 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suara suara mengelupas dari celah celahnya. Ada aroma pestisida. Baris baris ranting yang segera terbakar. Hidangan malam tersedia. Pada jam yang menggelepar. Dahaga dan syahwat. Dan hasrat untuk mengusai, meninabobokkan peristiwa dalam iklan iklan dan gambar pesona. Batu sepi di taman. 

Udara menjadi hitam. Sulit membedakan antara perseteruan dan persekongkolan. Atau permusuhan dan pertemanan hanya lelucon. Tak ada diskusi dan tukar pendapat di sini. Semua tertata dengan juknis yang ketat untuk pembenaran dan kepentingan kepentingan  yang hanya seperak dan sepihak.

Di luar orang orang dahaga memecah batu mencari sisa  sisa air yang sembunyi. Mungkin , kubilang mungkin, ada air kebijaksanaan dan keadilan sosial terselip di rahim batu itu. 

Baca juga: Kepala Batu

Orang orang semakin ramai. Berita berita telah diupload di semua media.

Baca juga: Batu Rindu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun