Dia menutup matanya. Membukanya sebentar. Menutupnya. Membukanya lagi. Menutupnya.Â
Tubuhnya bergetar. Tulang tulangnya gemeretak. Beberapa rak bunga terhempas pecah. Lantai menjadi merah. Ia tak melihat halaman rumah.
Jendela berderak dan pintu memaksa bulan masuk ke dalam rindunya yang kering. Dia melihat wajahnya di antara deburan ombak.
Dia berlarian di sisian pantai menyusun ribuan pasir menjadi titik pengertian. Â setitik pencarian dalam sebuah taman.Â
Kadang ia melihat dirinya bagai ranting segera patah. Dan dia ingin berkeliling di selembar daun. Mengunjungi peristiwa peristiwa yang tak tampak oleh mata. Di sana ia ingin menemuimu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI