Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Si Pemabuk dan Selembar Daun

14 Juni 2023   00:28 Diperbarui: 14 Juni 2023   00:33 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dia menutup matanya. Membukanya sebentar. Menutupnya. Membukanya lagi. Menutupnya. 

Tubuhnya bergetar. Tulang tulangnya gemeretak. Beberapa rak bunga terhempas pecah. Lantai menjadi merah. Ia tak melihat halaman rumah.

Jendela berderak dan pintu memaksa bulan masuk ke dalam rindunya yang kering. Dia melihat wajahnya di antara deburan ombak.

Dia berlarian di sisian pantai menyusun ribuan pasir menjadi titik pengertian.  setitik pencarian dalam sebuah taman. 

Kadang ia melihat dirinya bagai ranting segera patah. Dan dia ingin berkeliling di selembar daun. Mengunjungi peristiwa peristiwa yang tak tampak oleh mata. Di sana ia ingin menemuimu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Surat Selembar Daun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun