Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepala yang Tidur (2)

13 Juni 2023   23:02 Diperbarui: 13 Juni 2023   23:11 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin akal yang sehat perlu diistirahatkan. Didiamkan di rumah yang kosong tanpa jendela. Dan kita membayangkan sinar matahari yang merambat tipis menimpa kepala yang sedang tidur. 

Bising dan sunyi tak memberi makna lagi. Jauh dan dekat pun sama. Kita membangun pola pola hubungan yang baru.

Di kepala itu tersusun rapi semua kenangan.kenangan yang tak bisa diajak kembali lagi. Ada kolam kecil di bawah kaki bukit. Sungai kecil yang jernih dan sederet tanaman cengkeh.

Baca juga: Abad yang Tidur

Kepala yang tidur mungkin sedang menyimpan mimpi buruk. Semacam gambar gambar yang kosong tanpa sketsa tanpa rupa. Gambar gambar yang bergerak mengejar si pemilik kepala hinga ia terbangun di siang yang kemarau.

Ada yang menggaruk garuk dan mencakar cakar di bagian depan kepalanya. Bagian otak frontalnya. Suatu ingatan dan impresi yang mungkin akan tersusun kembali. Tersusun dari lipatan bantal yang bisa terbakar tiba tiba.

Baca juga: Kepala yang Tidur

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun