Rindu yang Abadi
===
Dari abad ke abad yang bersinggah hanyalah rindu kita. Ruang dan waktu membelah pertemuan dan memisah kehadiran. Namun rindu menjelajah keduanya. Selalu sesak di dada saat namamu diucap.
Salawat salam ke Baginda penyelaras Risalah. Penghubung ke bapak para Nabi.
Setiap titik dan sistem atomik semesta memancar dan menyatukan rindu ini. Melewati gejolak dunia menembus dinding kota yang angkuh. Dan waktu seakan mengejar kita.
Namun rindu padanya dapat menawar nestapa. Padanya ada perjanjian di telaga kautsar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H