Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu yang Abadi

9 Juni 2023   08:08 Diperbarui: 9 Juni 2023   08:20 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rindu yang Abadi
===

Dari abad ke abad yang bersinggah hanyalah rindu kita. Ruang dan waktu membelah pertemuan dan memisah kehadiran. Namun rindu menjelajah keduanya. Selalu sesak di dada saat namamu diucap.

Salawat salam ke Baginda penyelaras Risalah. Penghubung ke bapak para Nabi.

Baca juga: Rindu yang Parau

Setiap titik dan sistem atomik semesta memancar dan menyatukan rindu ini. Melewati gejolak dunia menembus dinding kota yang angkuh. Dan waktu seakan mengejar kita.

Namun rindu padanya dapat menawar nestapa. Padanya ada perjanjian di telaga kautsar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Rindu yang Gugur

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun