Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Disorientasi

3 Juni 2023   08:44 Diperbarui: 3 Juni 2023   08:44 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku melihat ombak di langit langit. Gemuruh pada paruh waktu. Bingkai fajar terdampar pada keping keping senja. Terukir pertemuan baru di antara titik pengharapan dan ketakutan.

Kota menjalar dan peristiwa peristiwa di dalamnya semakin subur. Misi misi para kreator bergerak gerak di arus kepala. Asap asap industri dan lubang lubang tambang  terus melebar.

Dan jantung berdebar. Kaki kaki meja bergetar dan telah rapuh. Cakrawala melepuh menyimpan rona peradaban tubuh. Sepi dan lusuh. Apakah kita masih bermimpi tentang kota?

Baca juga: Secangkir Bahagia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Seperti Apa Pagimu?

Baca juga: 8 Inspirasi Bahagia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun