Selepas maghrib tadi saya menyengaja diri untuk menyimak pengajian tafsir. Mungkin hampir dua bulan saya tak pernah lagi aktif. Merasa bersalah memang. Ada beberapa ayat yang terlewatkan untuk dicerna maknanya.
Tentu ada maksud hati yang tak tersirat. Bahwa sejujurnya saya ingin sekali mereguk setetes rasa dan makna bahagia di dalam kajian ini. Terkhusus dalam beberapa waktu belakangan ini, seakan ada beban yang begitu berat.
Biasanya saya selalu menyimak tekun dan mencatat ulang yg saya dengar dari syarah sang ustadz. Begitupun hari ini.
Bahkan saya sudah menyiapkan judulnya seperti yang tertera di awal: secangkir bahagia.
Sebab bagaimanapun, dalam tradisi Islam, berada di majelis ilmu disebut Baginda Muhammad saw sebagai berada di taman surga. Maka secangir bahagia agaknya tepat bila saya siapkan sebagai judul.
Betapa berdetak hati saya bahwa Ayat yang akan dibaca dan dikupas adalah terkait dengan perasaan batin  saya yang membutuhkan satu solusi. Alhamdulillah. Saya seperti.merasa mendapatkan penerang dalam gelap malam.
Yaitu ayat 45 surat Albaqarah tentang Hanya meminta bantuan kepada Allah swt dengan sabar dan shalat, sungguh shalat itu merupakan hal.berat kecuali bagi yang khusuk.Â
Artinya kita mesti mendahulukan sabar dan shalat serta sikap khusuk dalam setiap penyelesaian permasalahan.
Sang ustdz pun menyampaikan rincian makna sabar, shalat dan khusuk dalam kitab Tafsir Imam Qurthubi
Sabar diartikan sebagai sikap menahan dan mengekang. sabar  sama  artinya dengan berpuasa/shaum.Â
Sabar mesti mencakup dalam ketaatan, menghindari maksiat dan merespon musibah. Maka wajar bahwa pahala orang yang sabar itu tiada batasnya.Â