Setelah satu dua tiga tikungan jam, tetiba bayangmu redam. Dan malam mengembang, menyimpan sepi yang hitam.Â
Jejak jejak menepi pada siang dan kemarau. Dunia yang menyilaukan ditampik senja. Senja yang kadang, tak terucapkan.
Ini satu perempatan jalan, katamu. Kita memilih pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H