Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Dasar Berhaji

25 Mei 2023   20:03 Diperbarui: 25 Mei 2023   20:53 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Secara harfiyah berhaji adalah berkunjung ke baitullah(ka'bah)  di Makkah dalam rangka ibadah. Seluruh prosedur ibadah dan prosesi haji adalah napak tilas tradisi Ibrahim AS. 

Pada saat penyempurnaan ka'bah era Ibrahim, ia pernah meminta agar Allah swt menunjukkan cara mereka beribadah (manasik).

Selebihnya, pola manasik itu mengikuti tuntutan Baginda Muhammad saw.

Berhaji menjadi salah satu prinsip dalam agama Ibrahim (Islam), yang menganut ajaran lurus menyembah Allah swt. Tradisi berhaji juga telah berlangsung di era dakwah Nabi Muhammad saw. 

Setiap musim haji tiba banyak para peziarah yang datang ke sana untuk keperluan ibadah, bisnis dan diplomasi.

Adapun perihal ibadah, prosesinya banyak bercampur dengan hal hal syirik yang bertentangan dengan prinsip awal yang dibawa Nabi Ibrahim.

Suku Quraisy (suku nabi Muhammad saw) termasuk yang paling utama dalam melayani para peziarah (berhaji).

Hingga tiba Fathul Makkah (8 hijriyah) barulah sekitaran Ka'bah diseterilkan dan prosesi hajinya kemudian berlangsung seperti kita kenal sekarang.

Wukuf di Arafah (tempat bertemunya Adam dan Hawa di Bumi) merupakan puncak haji. Prosesi ini menggambarkan manusia yang berkumpul dengan beragam latar belakang namun sama dalam tujuan penyembahan.

Berhaji hanya diwajibkan sekali bagi muslim yang mampu. Selebihnya hanya bersifat sunnah.

Dalam banyak riwayat (juga dalam Alquran) sering disebutkan bahwa panggilan berhaji secara zahir pernah dipanjatkan (diserukan) oleh Nabi Ibrahim dari kisaran Ka'bah ke penjuru dunia saat itu.

Bahkan seruan itu juga terdengar hingga ke alam arwah (Tafsir Ibnu Katsir), siapa pun yang diizinkan Allah mendengar panggilan Ibrahim tadi niscaya ia dimudahkan untuk  beribadah haji.

Yaa Rabb...Yaa Rahmaaan. Taqabbal minna. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun