Wajahnya berlapis pizza. Ada saus tomat yang menempel dekat pipinya. Dia mengambil gambarnya sendiri. Dengan layar sentuh jarak jauh. Orang orang melihatnya. Tepatnya, melihat dirinya yang sendiri dalam jamuan makan postmoderdisme. Lalu ia tersenyum. Melihat jam hologram di tangannya. Menekan tombol kehadiran seorang sahabat. Sahabat yang mengganti sepi pada sepi yang lain. Tautan elektik-cahaya telah merambat ke jaringan tubuhnya. Kini ia hanya mengenal dahaga dan lapar gaya hidup. Kosong dan hitam. Sel selnya berisi kenangan masa kecil yang tak bisa diungkap lagi.
Seorang tadi keluar dari restoran.menuju jembatan layang dengan melambaikan tangan kepada audiens live streamingnya.