Orkestrasi Pembelajaran
===
Kita tahu bahwa pembelajaran adalah proses yang terintegrasi, dan secara prosedural dianggap sebagai suatu sistem. pembelaran tidak hanya terkait dengan dimensi siswa ((anak) Â dan materi ajar, namun terkait dengan semua yang melingkupinya.
Maka wajar bila tugas tugas dalam pembelajaran siswa sangat berat, utama dalam memujudkan dirinya (dan si guru) agar terus menjadi pembelajar, terus mencapai kesempurnaannya.
Dalam fase kurikulum merdeka sekarang ini, agaknya orkestrasi pembelajaran menjadi poin yang pokok. Yaitu satu dimensi interaksi edukatif yang mesti menjamin tercapainya tujuan dengan ragam varibel dan upaya khusus melibatkan siswa/anak secara langsung.
Orkestrasi menjadi bagian kontekstualisasi pembelajaran agar autentik, lalu mengendap dalam pengalaman siswa. Sehingga nilai ajar dan norma hidup sejalan dalam perkembangan pribadi siswa menuju kualitasnya diri yang utuh.
Istilah orkestrasi ini, familiar sejak menjamurnya model Quantum Teaching, dua dekade silam. Dalam poin ini, orkestrasi sebagai model pemberdayaan potensi siswa dan mengeksplorasinya dalam proses pembelajaran. Tentu dengan tahapan tahapan  terencana dan pertimbangan.
Setidaknya, orkestrasi pembelajaran melibatkan modalitas belajar siswa secara lengkap, aktivitas fisik. Dengan menimbang suatu proyek untuk pembelajaran dan jenis laporan atau tagihan yang bervariasi.Â
Orkestrasi pembelajaran tidak hanya cukup dengan satu model tugas dan tagihan. Bahkan sangat ideal bila aktivitas belajar itu terkait dengan mata pelajaran lainnya, walau tidak dalam konsep tematik tertentu.
Yang pasti, orkestrasi pembelajaran bermaksud melilbatkan siswa secara penuh, Â fisik dan mental, Â dalam mencapai tujuan belajar yang maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H