Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kata Pak Mario tentang Sikap Wibawa, Intinya di Poin Keenam!

6 Oktober 2022   21:26 Diperbarui: 6 Oktober 2022   21:37 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata Pak Mario tentang Sikap Wibawa

===

Di siaran Watchnya di MTSC, Pak Mario Teguh menyampaikan perihal menjaga wibawa dalam penampilan, khususnya bicara.

Pertama,  Pak Marioteguh menggarisbawahi perbedaan wibawa dan kharimatik.  Katanya, kharisma itu anugerah ilahi, tidak bisa kita minta, hanya pemberian. Tapi,  wibawa bisa kita bangun, jaga dan kembangkan. hanya saja, sikap wibawa itu menjadi wadah yang baik bagi muncul kharisma.

Kedua, wibawa datang dari sikap damai dan tenang. di dalamnya ada pengetahuan, kompetensi, sesuatu yang sudah dia ukur dengan baik. Misal,  seorang yang wibawa mengukur" jarak langkahnya yang stabil, dia mengukur tinggi rendah suaranya, bahkan dia menoleh dengan cara terukur, tidak menoleh serampangan dan hanya fokus pada yang dimaksud.

Ketiga, jangan memotong pembicaraan, bahkan bila anda yakin dengan pendapat anda. saat anda bicara,  pastikan anda memosisikan diri anda sejajar dengan pendapatnya,  dan mungkin saja anda justeru mengaku belum mendalami pendapatnya dengan baik: jadi tidak langsung membantah pendapatnya, walaupun itu bisa anda lakukan.

Keempat, ini kesalahan umum orang Indonesia, kata Pak Mario. Yaitu, cepat sekali mengangguk dan mengiyakan bahkan untuk sesuatu yang belum ia cerna. saya pernah di level paling junior dalam perusahaan, tapi saya tidak pernah mengangguk tanpa sikap yang pasti, sikap cepat mengangguk ini, menurutnya menandakan keraguan dan ketidaktegasan, sehingga jadi sulit sukses.

Kelima, saat berbicara, perhatikan dengan baik dan kuasai gestur tangan dan tubuhnya Anda. Jangan ada kesan bahwa anda sok tahu, mengintimidasi, atau merendahkan, ukurlah dengan wajar seberapa tinggi dan rendah tangan anda digerakkan, tentu sesuai tujuan.

Keenam, inti dari sikap wibawa ini, katanya, tetap dari dalam jiwa. kekuatan dari dalamnya yang membentuk kewibawaan, kekuatan mengisi dada kita dengan sikap tenang dan penerimaan sehingga suara dan tindakan kita bisa kita kendalikan dan bisa diukur. Tambahnya,  sikap tenang itu dilandasi pengetahuan, keyakinan dan kompetensi serta perspektif yang luas.

Ada banyak dimensi kewibawaan, tapi uraian dasar di atas sudah memadai, demikian tutup Pak Mario di kanalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun