Kata Pak Mario tentang Sikap Wibawa
===
Di siaran Watchnya di MTSC, Pak Mario Teguh menyampaikan perihal menjaga wibawa dalam penampilan, khususnya bicara.
Pertama,  Pak Marioteguh menggarisbawahi perbedaan wibawa dan kharimatik. Katanya, kharisma itu anugerah ilahi, tidak bisa kita minta, hanya pemberian. Tapi,  wibawa bisa kita bangun, jaga dan kembangkan. hanya saja, sikap wibawa itu menjadi wadah yang baik bagi muncul kharisma.
Kedua, wibawa datang dari sikap damai dan tenang. di dalamnya ada pengetahuan, kompetensi, sesuatu yang sudah dia ukur dengan baik. Misal, Â seorang yang wibawa mengukur" jarak langkahnya yang stabil, dia mengukur tinggi rendah suaranya, bahkan dia menoleh dengan cara terukur, tidak menoleh serampangan dan hanya fokus pada yang dimaksud.
Ketiga, jangan memotong pembicaraan, bahkan bila anda yakin dengan pendapat anda. saat anda bicara, Â pastikan anda memosisikan diri anda sejajar dengan pendapatnya, Â dan mungkin saja anda justeru mengaku belum mendalami pendapatnya dengan baik: jadi tidak langsung membantah pendapatnya, walaupun itu bisa anda lakukan.
Keempat, ini kesalahan umum orang Indonesia, kata Pak Mario. Yaitu, cepat sekali mengangguk dan mengiyakan bahkan untuk sesuatu yang belum ia cerna. saya pernah di level paling junior dalam perusahaan, tapi saya tidak pernah mengangguk tanpa sikap yang pasti, sikap cepat mengangguk ini, menurutnya menandakan keraguan dan ketidaktegasan, sehingga jadi sulit sukses.
Kelima, saat berbicara, perhatikan dengan baik dan kuasai gestur tangan dan tubuhnya Anda. Jangan ada kesan bahwa anda sok tahu, mengintimidasi, atau merendahkan, ukurlah dengan wajar seberapa tinggi dan rendah tangan anda digerakkan, tentu sesuai tujuan.
Keenam, inti dari sikap wibawa ini, katanya, tetap dari dalam jiwa. kekuatan dari dalamnya yang membentuk kewibawaan, kekuatan mengisi dada kita dengan sikap tenang dan penerimaan sehingga suara dan tindakan kita bisa kita kendalikan dan bisa diukur. Tambahnya, Â sikap tenang itu dilandasi pengetahuan, keyakinan dan kompetensi serta perspektif yang luas.
Ada banyak dimensi kewibawaan, tapi uraian dasar di atas sudah memadai, demikian tutup Pak Mario di kanalnya.