Pada zamannya yang penuh gejolak, pada sepotong malam di tanah Rencong, aceh.Â
 Seorang idealis pergi berjuang. Memikul senjata, mendapat latihan dan bergrilya, dari hutan ke hutan,  dari bukit ke bukit, atau berbaur, menyamar,mengintai dan bersiap siaga.Â
Mungkin itu hasrat dan pengertiannya atau pandangannya yang murni untuk kemenangan dan kemakmuran negeri para wali.Â
Tentu ia telah memahami, peluru darah dan nanah, Â serta aroma lumpur dan dahaga. Ketika semua berubah dalam meja negoisasi dan dia melihat medan juang yang lebih lunak.
 Dia menyimpan senjata apinya dan menulis sebuah kisah, memilih jalan ujung pena dan kenegarawanan.Â
Pelan pelan, Â di bilik sunyi di malam pekat, dia meringkas dan mulai mencerna sintesa Ibnu Khaldun: Kutahu kemudian.... ..Citra politiknya ada di Novel Tentara Atom (judul awal :Retina) Â Dan pandangan tamaddunnya ada di Novel Aceh 2025:
Ulasan Singkat novel aceh 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H