Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selembar Lampiran

19 September 2022   23:19 Diperbarui: 19 September 2022   23:20 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mengenangmu dalam lampiran waktu. kehilangan selalu memberi makna. Kota kota terus mekar,  seperti sedang menjinakkan jiwa. 

Buku buku dan catatan akademik telah usang sebelum masuk ke pikiran. 

Teori teori kemajuan membanjiri diksi diksi di meja kerja. Kita bergerak menuju kekosongan. 

Kesibukan kita mengisi ruang kosong diri sendiri, yang berakhir pada kesimpulan yang berbelit dan panjang, penuh lampiran dan padat dengan catatan kaki. 

Sejauh ini, apakah kita akan masih memulainya lagi, abad yang tidur dan waktu menyempit, skala skala industri telah jadi pijakan. 

Atau,  mungkin kita akan segera jadi bagian  lampiran kosong,  dalam tatapan nanar,  dalam nanah kealpaan yang kental. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun