Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ke Bilik Suara

11 September 2022   11:32 Diperbarui: 11 September 2022   11:37 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menjelang siang ke bilik suara. Membawa kartu suara yang bukan dicoblos, untuk dimasukkan ke kotak suara. Aku hanya membawa selembar kartu ke bilik suara. 

Kotak kotak tersusun lima untuk memilih siapa yang menjadi kepala desa (geuchik). Di kelurahan Drien Rampak. Aceh Barat

Satu kartu suara telah aku masukkan dalam masa beberapa detik saja, setelah antre 5 menit sebelumnya. 

Satu suara untuk kepentingan yang panjang,  bahkan ke ujung hisab yang sakral. 

Aku meninggalkan bilik suara. Semoga suara yang tersimpan di kotak tadi menjadi saksi yang baik untuk perbaikan desa/gampong kami.

Sesampai di rumah, suaraku jadi serak. Mungkin akan normal lagi setelah perhitungan suara nanti. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun