Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Terbenam

6 September 2022   22:20 Diperbarui: 6 September 2022   22:22 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lupakan Berlin Proposal dari Malna. Atau tentang Kasih-Sihka tuan Tardji. Waktu telah menyimpan semua. 

Sepetak selat Giblartar (Jabal Thariq) menyingkap cahaya baru dari sisi gelap Eropa. 

Orang orang telah cemburu pada pengetahuan, semua pengkodean telah disalin, Cordova yang cerah:

Nur di atas Nur sejak tradisi Iqra menderas dengan bismi Rabbik:

.......

Rindupun terbenam dalam kosmopolitan. Gedung gedung kota menampar langit. Semua tampak seperti hidangan, atau buih di lautan. 

Ingatlah penjelajah Ibnu Batutah,  saat singgah di Samudera Pasai abad sebelas. Semua tersimpan dalam Rihlahnya. Jauh sebelum revolusi industri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun