Suatu malam di perempatan. Sisa hujan barusa  masih menimpa jalanan dan bangunan kota. Sepi dan diam. Sepertinya malam sedang menyimpan doa.Â
Di perempatan itu seorang menggigil. Bicara sendiri dan membiarkan kepalanyadihisap angin malam.
Mungkin, pikirku, sebungkus nasi dapat menghangatkan perutnya. Walau mimpinya telah menjadi bayangan tua.Â
Ya, dia menerima bungkusan itu dan masih meminta selembaran uang:
Agaknya ia seperti aku. Merasa tak cukup dengan Pemberian. Dan aku malu. Pulang ke rumah dengan rasa bersalah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI