Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta Rumi

16 Juni 2022   23:35 Diperbarui: 16 Juni 2022   23:48 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta Rumi
====

aku boleh hancur,  tapi tidak cintaku. Rumi telah melihat cjnta orang bodoh, yang menggenggam kuat pada yang binasa. walau bukan Nabi,  kepergian Rumi ditangisi semua.

cinta Rumi telah sampai ke hadarat. suatu penghadiran dan peleburan diri dalam batas insani. terpana pada yang inti. terpesona pada pelukisNya. tampilan bayangan akan hilang.

cinta Rumi akan terus berkesan, membuka jalan ke ujung perjumpaan,  merapal cahaya, memetik dawai dawai rindu. seperti laron kecil yang hancur untuk merengkuh cahaya.

Bila sang Rumi  dapat mencapai makrifat rindunya, Apatah lagi Sang Nabi Besar Penghulu alam?:
(salawat salam selalu atasnya dan orang orang yang di jalannya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun