Rembulan telah pergi, ilalang kering dihempas angin. Apakah masih ada puisi, sepotong barisan sepi yang mengancam.Â
Malam telah mencuri kuncup bunga, angin malam menimpa kenangan lama. Kulit kulit pohon telah mengelupas, apakah arti puisi yang romantis.
Jembatan jembatan besi telah menjadi layang layang. Jalan protokol yang ramai, menuju cinta mahaluas, yang sunyi.Â
Dari buruh pabrik yang pulang sore, dan penyapu jalan yang setia, atau penambang emas yang menggali lubang tanpa jaminan hidup, puisi romantis itu mewujud rupa dalam ragam makna, membelah cinta mahaluas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H