Perempuan itu telah menjebak dengan matanya yang dalam, Â diam dan menghanyutkan.Â
Dia tak bisa lagi keluar sampai ia mengingkari semua candu dan gairahnya.Â
Perempuan itu begitu gemas memeluknya, menaburinya dengan sinar cerlang, kepuasan dan harapan yang segar.Â
Namun Khalil Gibran telah menutup matanya dari perempuan tadi, yang disebutnya wanita, ia talah membalikkan badannya dan membiarkan perempuan itu di pulau kelupaan, Â tanah kekosongan dan kehampaan.
Khalil Gibran telah menarik hatinya. Â Melepaskan jubah cintanya dan membiarkan perenpuan itu berjalan semdirian dengan bayangannya sendiri.Â
Demikian, menurut sang penyair bahwa perempuan itu hanyalah bayangan, Â yang ia sangka tujuan. Itulah dunia, waspadalah terhadapnya, dia ujian. Hinaan atau kemuliaan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H