Aku belum sempat memeluknya. Aku baru menatap matanya. Hiruk dan gemerlap. Semua dahan keindahan menjadi menara. Di dalam matanya orang orang berlomba.Â
Saat semua menepi. Aku menoleh ke tubuhnya yang selalu berhias.Â
Oh, Â wajahnya memang menghantui.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H