Malam! Aku akan menangkap pikiranku. pikiran pikiranku yang lepas sejak senja tadi.Â
Malam kau beri pintu. Waktu terjepit di jendela. Aku seperti sehabis ekstase. Malam! Husss!Â
Dirimu, Â atau diriku, Â apakah selembar malam? Â Sebaris dan berbaris baris rahasia tak berbatas.Â
Malam, biar bergegas. Dia membuka gerbang pada halaman taman yang menyimpan kuncup bunga: Menjadi lembaran yang di dalamnya peristiwa peristiwa tak bisa dianalisa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H