Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Grazy Puisi

6 Februari 2022   09:24 Diperbarui: 6 Februari 2022   09:28 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Grazy Puisi

*****

Dia telah merelakan dirinya ditarik oleh lumpur itu. lumpur tidak selalu buruk, bukan?. sudah kita tahu terapi lumpur.

 dan dia mungkin terjebak dalam lumpur yang hidup itu,  mengisapnya dan dia berupaya menjaga keseimbangan. optimis dan bahagia.

Dia tidak membayangkan ada pesawat tanpa awak yang menariknya dengan kuat,  karena mungkin tidak berarti.

dia juga tidak membayangkan ada sederet tampilan hologramik yang berkisah tentang petualangan orang orang terdahulu dalam menaklukkan hutan.

Dalam keperluannya,  tangkai tangkai bebuahan dan daun daun melingkar di atas kepala. dia telah berupaya melompat,  memanggil orang orang yang lewat melintas sesekali. tapi ia bagai di ruang kaca,  kedap suara tanpa terlihat apapun.

intuisinya membentuk bait bait puisi dari
lumpur yang mulai mengeras, dan kakinya mulai terkelupas.

sesaat lagi, pikirnya,  kesuburan akan datang seiring dengan kesabaran. dia telah mencium aroma padang hijau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun