Aku menulis selembar rindu
dari lembaran dedaun sisa kemarau yang kemarin.
:
Sebait rindu kesumat tentang ribuan petak tanah yang dilahap menjadi komoditas gengsi.
Sesaat rinduku berhamburan
di antara meja lobi dan perundingan.
Aku menjenguk sisa kemarau
pada wajah wajah tebing
dengan ilalang  kering yang meronta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H