Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surealisme (2): Sepi yang Mati!

8 Desember 2021   09:39 Diperbarui: 8 Desember 2021   10:04 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni instalasi:wajah pemimpin G7 dari limbah elektronik.by cnn.indonesia

Surealisme: Sepi yang Mati!


sepi mengintai
menjalar-menjajar
di perambanan digital:
sepetak deretan optik kehidupan maya
pedih dan bahagia hanya konten.
seperti dunia kita ini: ilusi! dan kesementaraan, hingga hepi majazi
jadi seleberasi. kebanggaan sana sini.

seseorang menatap cermin
pada siang yang kosong dan bolong.
matahari ingin menerkam. suara suara pabrik meronta:

seseorang, tepatnya seorang yang diterkam sepi yang tajam, sepi yang hitam. dia ingin mengganti wajah dan kepalanya, dengan piringan dari olahan perangkat keras yang bisa diinstalasi sesuka hati, tanpa pertanggung jawaban.

oh...sepi yang mati!
hati hati yang basah ke mana pergi?

Baca juga: Kontenisasi: https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/61ac8ae762a7042c683e26f2/sajak-kontenisasi

Note:

Kredit tuk Pak Budi S/K.Ners. about: generasi long tail. salam....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun