Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Motivasi: Saat Nasi Telah Jadi Bubur

30 Oktober 2021   10:17 Diperbarui: 30 Oktober 2021   10:55 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Motivasi: Saat Nasi Telah Jadi Bubur

Kalimat di atas telah umum dimaknai sebagai ungkapan sesal dan tentang hal yang tak mungkin kita ubah lagi.

memang betul, ada banyak penyesalan yang mungkin kita alami, dari hal kecil hingga perkara besar. dari perkara yang kita benci hingga perkara yang kita cintai.

demikian juga dengan hal yang bisa dan tidak bisa kita ubah, kita hanya fokus pada yang (mungkin) bisa kita ubah. kita tentu tidak bisa mengubah masa lalu secara taktis, tapi kita bisa menyiapkan (mengubah)  masa depan.

 kita juga bisa mengubah apa yang kita persepsikan dan memproyeksikan satu gambaran yang membangun kebaikan dan kebahagian (personal dan sosial).

Secara ilmu kebijaksanaan, agaknya begitu, tak ada yang salah dengan nasi yang akhirnya jadi bubur (logika kalimat ini mesti dikaji lagi: kapan nasi jadi bubur?), bila itu sudah terjadi dan telah kita antisipasi sebelumnya.

Apatah lagi, bila kita juga sudah menyadari gambaran penyesalan dan betapa sadarnya kita akan suatu kekeliruan.

Kesadaran itupun suatu kebaikan yang utuh, suatu cahaya, yang dengannya tetap bisa mencahayai keadaan selanjutnya, keadaan yang masih putih murni, membahagiakan.

salam selalu
trubute tuk Bpk Budi S./ K.ner

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun