Adapun langkap aplikatifnya adalah, santri tidak boleh gagap terhadap laju kebudayaan industri dengan segala baik-buruknya. kurikulum kepesantrenan juga mesti memuat serangkaian program yang mengarah pada suatu kemandirian ekonomi kreatif yang dituntut di level 5.0.
Diharapkan, kaum santri tidak hanya sebagai penjaga gawang keautentikan ajaran Islam berdasarkan sanad keilmuan, namun sekaligus menjadi sentra pribadi yang produktif dan penggerak perbaikan di masyarakat dengan tantangan tantangan yang baru:
baik pada segi politik, sosio-ekonomi dan teknologi.